Masyarakat resah karena beredarnya beberapa informasi hoax (hoaks) lewat media sosial atau bahkan grup WhatsApp. Berikut isi pesan yang beredar tersebut.
PERBANYAK DO’A…TETAP WASPADA
Lempeng Jawa Terus Bergerak, LIPI Ingatkan Potensi Gempa
#SahabatLIPI, #LIPI mewaspadai akan terjadinya gempa dengan kekuatan skala besar khususnya di Pulau Jawa beberapa waktu ke depan. Hal ini akibat meningkatnya aktifitas seismik dengan seringnya terjadi subduksi atau pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa. Mari simak infonya berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=giIoDeqv7Qo
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan beberapa informasi yang beredar di media sosial adalah hoaks. Kabar yang kini membuat heboh adalah prediksi gempa di Jawa karena adanya subduksi atau pergerakan lempeng.
Lewat unggahan twitternya, @sutopo_pn, Sutopo mengatakan informasi yang beredar viral tersebut adalah hoaks semata. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir. Berikut cuitan Sutopo yang Kalbar.turnbackhoax.id kutip:
“Ini HOAX yang ditujukan untuk masyarakat di Jawa. Memang subduksi di selatan Jawa bergerak aktif rata-rata 6-7 cm/tahun. Subduksi tersebut sumber gempa. Tetapi tidak bisa diprediksi pasti akan terjadi gempa besar dalam beberapa waktu ke depan. Dihimbau tidak perlu khawatir,” tulis Sutopo dalam cuitannya. Senin (13/8/2018).gu oleh oknum penyebar hoax. Ini terjadi sejak gempa Pidie Jaya (2016), Lembata (2017), Lombok (2018) dll,” tulisnya.
Sutopo menambahkan, bahwa setelah terjadi bencana, pasti akan bertebaran berita hoaks di media sosial.
“Setiap terjadi bencana cukup besar di Indonesia selalu disusul HOAX di sosial media. Setelah ada gunung meletus, gempa, banjir, cuaca ekstrem, gerhana bulan/matahari dll selalu saja bertebaran Hoax akan ada bencana besar susulan. Masyarakat resah. Mari kita lawan Hoax,” lanjutnya.
Sutopo juga menyinggung tentang kabar tentang gempa besar yang akan terjadi menurut prediksi orang Belanda merupakan hoaks.
“Hoax prediksi orang Belanda yg berisi akan ada gempa besar susulan selalu beredar luas di sosmed pascagempa besar di Indonesia. Tanggal dalam prediksi tsb dimundurkan 1 minggu oleh oknum penyebar hoax. Ini terjadi sejak gempa Pidie Jaya (2016), Lembata (2017), Lombok (2018) dll,” tulisnya lagi.
Sementara itu pernyataan yang dikutip dari sindonews
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi Dr Akhmad Solihin menyatakan, hasil penelitian terkait potensi sumber gempa bumi (seperti yang diutarakan Danny Hilman dari LIPI), bukan untuk menakut-nakuti dan menjadikan masyarakat panik.
Namun, tutur Akhmad, sebaiknya digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya mitigasi bencana gempa bumi. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai gempa bumi termasuk mengetahui potensi kegempaan di wilayahnya. Kemudian membangun bangunan yang tahan terhadap gempa bumi.
“Masyarakat perlu mengetahui bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan kejadian gempa bumi. Perlu diketahui juga bahwa hingga saat ini belum ada teknologi atau ahli di dunia, yang dapat memprediksi secara akurat, kapan, di mana dan seberapa besar suatu kejadian gempa bumi,” tutur Akhmad yang pernyataan kalbar.turnbackhoax.id kutip dari sindonews.
Upaya yang dapat dilakukan para peneliti dan ahli gempa bumi, ujar Akhmad, adalah melakukan identifikasi atau pemetaan dan mengkarakterisasi sumber-sumber gempa bumi. Berdasarkan informasi terkait sumber gempa bumi, para ahli juga dapat mengestimasi besarnya guncangan gempa bumi yang dapat melanda suatu wilayah. “Kemudian hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain bangunan di wilayah tersebut,” tandasnya.
Referensi