PONTIANAK – Beberapa hari terakhir Kota Pontianak dihebohkan dengan kabar diduga penculikan anak yang terjadi Jalan Dara Nandong, Kompleks Villa Ria Indah Kelurahan Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
KUBU RAYA – Senin (22/10/2018) pesan di grup whatsapp menginfokan terkait kasus pencurian anak yang terjadi di Sungai Udang Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
PONTIANAK – Setiap kali ada hoaks, disitu pasti ada Hoax Crisis Center (HCC) Kalimantan Barat dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak. Kolaborasi perkumpulan orang-orang antihoaks ini berjibaku mengkonfirmasi dan mencari informasi suatu isu yang disebarkan.
Teranyar, isu penculikan anak yang disebut terjadi di Jalan Tabrani Ahmad, Komplek Griya Pertama, Kecamatan Pontianak Barat. Isu ini secepat kilat dibahas di jagad maya dan grup-grup whatsapp sampai Kamis (18/10/2018). Continue reading “Waspada Kabar Hoax Penculikan Anak Sampai ke Pontianak”
Di beberapa lini masa media sosial beredar himbauan yang mengatasnamakan Mabes Polri yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai Operasi Cipta Kondisi Razia pengecekan kendaraan, premanisme, dan narkotika, yang digelar secara besar-besaran.
Menurut informasi yang beredar tersebut, operasi akan dilakukan selama satu bulan penuh mulai tanggal 11 September hingga 11 Oktober 2018. Dalam edaran itu, disebutkan pesan itu disampaikan secara langsung oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Hasil Cek Fakta
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menegaskan informasi soal rencana razia cipta kondisi yang beredar di sosial media adalah bohong alias hoaks. “Ini hoaks ini, sudah dikirim ke mana-mana, ini bukan dari saya,” kata Setyo, Senin (10/9). Polri, sambung Setyo akan mengumumkannya secara resmi kepada publik jika akan ada operasi. “Kami akan undang rekan-rekan wartawan,” jelas Setyo.
beredar informasi tentang Pilot Lion Air bernama Pribadi Alisudarso R yang terlibat dalam aksi Neno Warisman
Fanspage KataKita ( fb.com/pageKataKita ) memposting kumpulan screenshot dari akun facebook milik Pribadi Alisudarso dan memberikan narasi sebagai berikut; Simpatisan gerakan makar #2019GantiKhalifah ternyata tidak hanya berasal dari kalangan berpendidikan rendah seperti Erik Nurwianto, karyawan rumah makan yang baru saja terciduk polisi di Palangkaraya. Bahkan orang terdidik sekelas Capt. (pilot) Pribadi Alisudarso pun kini sudah tercuci otaknya.
TANGKAL HOAKS – Narasumber serta peserta sarasehan di Ruang Kencana Hotel Santika Pontianak bertema “Hoaks dan Ujaran Kebencian Ancaman Keberagaman Bagi Kalimantan Barat” berfoto bersama untuk selalu mengampanyekan dan mengajak masyarakat membentengi diri serta bersama menangkal hoaks, Rabu (29/8). (Ocsya-HCC)
*Sarasehan HCC Kalbar
PONTIANAK, HCC KALBAR – Badan Pengawas Pemilu Kalimantan Barat menilai tren kampanye Pemilu 2019 sudah mulai meningkat. Ada tiga pola yang sudah dipetakan Bawaslu. Pertama berkaitan bahwa pemilu tidak lepas dari politisasi yang berbau SARA.
“Bentuknya seperti berita hoaks dan ujaran kebencian yang beredar di media sosial,” kata Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kalbar Faisal Riza dalam Sarasehan Bersama Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar dengan tema Hoaks dan Ujaran Kebencian Ancaman Keberagaman di Kalimantan Barat, Rabu (29/8/2018).
Kedua, pola yang muncul adalah meningkatnya kampanye hitam. Isu yang diangkat mengenai kualitas dan sejauhmana kinerja kandidat yang akan maju dalam Pemilu 2019. “Jika itu kampanye hitam maka bisa dilaporkan ke Bawaslu sesuai mekanisme yang ada,” ujar Faisal.
Ketiga, lanjut Faisal, meningkatnya aktivitas media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan kandidat yang akan maju. “Pola ketiga ini masih belum jelas bahasanya, apakah ini masuk dalam kampanye di media medsos,” katanya.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bertemu Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang dipimpin Septiaji Eko Nugrohodi di Gedung Bina Graha, (28/8).
Rilis Nomor 2018-08-28-VIII-124-dapat diberitakan segera
Moeldoko: “Hoaks Meracuni Bangsa Menjadi Pesimis. Kita Harus Bergandengan Tangan Melawannya!”
Jakarta – Berita bohong, berita palsu, yang sengaja diproduksi untuk kepentingan tertentu, sudah berada dalam taraf mengkhawatirkan. Banyak negara sudah menjadi korban dan hancur berantakan gara-gara hoaks. Di banyak negara lain, berita bohong menjadikan negara-negara tersebut melemah produktivitasnya dan kehilangan fokus menghadapi tantangan.
Dalam rilisnya nomor 2018-08-28-VIII-124, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyambut baik gerakan-gerakan di tengah masyarakat yang berkomitmen untuk memberantas penyebaran hoaks dan mengajak lebih banyak pihak bergandeng tangan melawan hoaks. Hal tersebut dikatakannya saat menerima kedatangan komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di Gedung Bina Graha, Jakarta, 28 Agustus 2018 yang dipimpin oleh Ketua Mafindo Septiaji Eko Nugroho.
Jakarta – Sebanyak 20 relawan Mafindo bertemu dengan Kepala KSP, Pak Moeldoko, yang didampingi oleh Deputi IV beserta tenaga ahli. Kegiatan ini merupakan bagian dari pilar advokasi Mafindo, mendorong issue penting bagi pemberantasan hoaks dan fitnah di ranah media sosial kita.
Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, memperkenalkan Mafindo, sebuah Perkumpulan Independen, non profit, yang tumbuh dari bawah dengan pola crowdsourcing. Kebetulan beberapa relawan ada yang datang dalam audiensi ini dari beberapa kota, dengan dana sendiri, dari Makassar, Surabaya, Jombang, Purworejo, Jogja, Solo, Bandung, selain tentu dari Jakarta dan sekitarnya.
Hoaks Hacker – Pengumuman pesan berantai di WAG tentang hacker yang meretas akun-akun media sosial diganti dengan pornografi kembali marak dan mengatasnamakan satu stasun televisi nasional, Metro TV
[HOAKS] “Hacker Sudah Mulai Masuk Facebook, BBM dan WA”
Muncul kembali postingan mengenai pengumuman yang berisi “peretas mulai melakukan aksi di media sosial yang mengganti isi si empunya akun dengan conten pornografi dan lainnya”. Pengumuman tersebut mengatasnamakan satu di antara stasiun televisi nasional yani Metro Tv.
Faktanya adalah hoaks ini merupakan postingan lama yang dipublikasikan kembali. Peretas (Hacker), atau siapapun yang diklaim bisa mengambil alih akun Facebook, tidak bisa begitu saja mengambil alih sebuah akun. Yang bisa dilakukan adalah membuat akun palsu, atau menjebak pemilik akun untuk melakukan beberapa kegiatan yang menyebabkan akun mereka bisa diakses, misalnya dengan cara mengirimkan tautan ke aplikasi jahat yang berjalan di Facebook yang ketika dijalankan akan membuka akses ke pemilik akun Facebook tersebut.
Media sosial digemparkan dengan video seorang pria tua tengah melempar jumroh di Mina, Arab Saudi. Mereka menyebutkan itu merupakan sosok Mantan Paus Vatican, Benedictus. Potongan video ini terus disebarluaskan.