
*Audiensi KSP-Mafindo
Jakarta – Sebanyak 20 relawan Mafindo bertemu dengan Kepala KSP, Pak Moeldoko, yang didampingi oleh Deputi IV beserta tenaga ahli. Kegiatan ini merupakan bagian dari pilar advokasi Mafindo, mendorong issue penting bagi pemberantasan hoaks dan fitnah di ranah media sosial kita.
Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, memperkenalkan Mafindo, sebuah Perkumpulan Independen, non profit, yang tumbuh dari bawah dengan pola crowdsourcing. Kebetulan beberapa relawan ada yang datang dalam audiensi ini dari beberapa kota, dengan dana sendiri, dari Makassar, Surabaya, Jombang, Purworejo, Jogja, Solo, Bandung, selain tentu dari Jakarta dan sekitarnya.
Setelah menjelaskan aktivitas kami di bidang Factchecking, inovasi teknologi yang Mafindo buat, Kolaborasi seperti cekfakta.com, serta pendekatan multi dimensi yang kami dorong, kami memberikan masukan kepada KSP terkait beberapa hal yang penting dilakukan segera.
Diantaranya Mafindo meminta supaya literasi digital dan literasi media dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional, secara gradual. Termasuk memperkuat jejaring gerakan literasi digital seperti Siberkreasi yang saat ini sudah didukung lebih dari 80 komunitas. Sekaligus menjadikan Ketahanan Informasi sebagai bagian dari konsep Bela Negara.
Selain mengusahakan masuk ke dalam kurikulum, yang tentu akan memakan waktu tidak sebentar, maka perlu dibuka pintu sehingga proses saling getok tular ilmu literasi digital bisa segera berlangsung di sekolah, kampus, kantor.
Mafindo juga meminta supaya pemerintah daerah aktif membangun ekosistem anti hoaks yang melibatkan Netizen, tokoh agama, tokoh publik, jejaring jurnalis untuk bersama melawan hoaks, dengan Mafindo bersedia membantu mendukung teknologinya secara nonprofit.
Lanjut Mafindo menyampaikan bahwa pendekatan melawan hoaks haruslah multi dimensi, yang kami sederhanakan sebagai PGG. Yaitu Pintar (literasi), Guyub dan Guyon. Guyub Guyon ini artinya mendorong gerakan silaturahmi yang melibatkan tokoh agama dan tokoh politik, dengan harapan ruang gema yang terbangun akibat segregasi dan polarisasi bisa semakin berkurang.
Kepala KSP menanggapi kehadiran dan presentasi kami dengan baik, sekaligus menghubungkan kami dengan beberapa pihak terkait dengan usulan literasi digital. Deputi IV menambahkan pentingnya mengajak tokoh agama, pesantren, dalam usaha Kolaborasi melawan hoaks, terlebih sudah ada fatwa MUI yang melandasinya.
Mafindo sudah tersertifikasi oleh IFCN dimana lembaga ini wajib melakukan factchecking secara transparan, sehingga siapapun boleh untuk memeriksa metodologi yang digunakan. Dan ketika mendebunk sebuah hoaks, kami tidak melihat sumbernya apakah itu kontra atau pro pemerintah. Kami berharap ke depan, debat publik di media sosial semakin banyak yang menggunakan data dan fakta akurat, dan menjauhi fitnah dan hoaks.
Mafindo berharap audiensi ini membuka beberapa peluang untuk semakin kuatnya upaya gotong-royong memberantas hoaks dan fitnah yang berpotensi memecah belah persaudaraan dan merusak kedamaian negeri kita tercinta in. (zek)